Sabtu, 01 September 2012

pentingnya pendidikan karakter dalam peradaban zaman

          Ditengah peradaban zaman modernisasi yang serba instan dan kian populer, kaum islam sekarang lebih memfokuskan diri untuk mendapatkan kesenangan duniawi dibanding mengedepankan nilai agama sebagai kekuatan iman untuk mendapat rakhmat Allah SWT. 
tak jarang sebagaimana kita ketahui kehidupan generasi muda muslim dimasa sekarang menunjukan seakan-akan akhlak itu tak penting. walaupun dari segi sarana pendidikan , media cetak dan elektronik, busana, masjid , kuantitas ahli agama bahkan kegiatan dakwah sekalipun yang semakin maju dan berkembang , justru perkembangan itu sebagian besar dipengaruhi oleh modernisasi IPTEK ala barat. 
           Sering kita jumpai , corak budaya remaja islam masa kini. walaupun banyak remaja muslimah yang berbusana panjang tertutup jilbab namun model busana yang dicapai tidak semata-mata diniatkan untuk menutup aurat malah mereka hanya mengikuti trend fasion yang aneh-aneh agar bertujuan terlihat menarik, gaul, dan exis. bagi orang lain khususnya lawan jenis.
            karakter ini sudah sangatlah parah sebagaimana melanggar perintah Allah SWT. dalam firman-Nya (Q.S An-Nur ayat 31) Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka, atau bapa mentua mereka, atau anak-anak mereka, atau anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.
  
            Kerusakan lain pada remaja misalnya mengenai pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tindak kriminal, dan lain-lain. pengaruh lingkungan dari pergaulan teman sepermainan maupun ketidak harmonisan dalam keluarga sangat berefek negative bagi kepribadian remaja muslim. apalagi anak yang diusianya mulai dewasa ini biasanya suka mencoba hal yang baru dan populer di komunitas lingkungannya. dan fakta kehidupan sekarang banyak orang menganggap sekarang adalah zaman gila-gilaan maka kalau tidak ikut gila tidak kebagian. 
dari cuplikan peristiwa tersebut dapat dicermati, bahwa peran pendidikan haruslah lebih mengutamakan nilai karakter daripada prestasi tinggi, tetapi jujur tak pasti. 
dalam upaya memperbaiki masalah tersebut, keluarga adalah peran utama dalam membentuk generasi muslim yang berakhlak mulia. sebagai orang tua harus mampu mendidik anaknya agar lebih baik dan tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif untuk membentuk pendidikan yang berkarakter. selain peran orang tua , sekolah juga sebagai sarana untuk mendidik siswa-siswanya agar mempunyai pendidikan yang berkarakter. sekolah merupakan wadah yang sangat efektif untuk membentuk siswa yang berbudi pekerti dan berkarakter tinggi. 
yang ketiga adalah lingkungan pergaulan. seseorang dapat baik jika didalam lingkungannya dia bergaul dengan orang-orang yang baik. satu orang yang mempunyai akhlak baik berada di dalam 100 orang yang tidak baik dia akan menjadi tidak baik, dan sebaliknya , jika ada satu orang yang bermoral buruk berada di antara orang-orang yang baik dia akan menjadi baik. 
           Dalam upaya ini keluarga harus mampu mencari lembaga pendidikan yang kiranya dapat menunjang anak untuk bisa mendapat ilmu umum sekaligus mengasah agamanya.contohnya seperti menyekolahkan anak disekolah-sekolah umum tetapi juga mengikut sertakan dalam kegiatan TPQ, sekolah diniah atau di masjid terdekat atau sekaligus memasukan anak ke pesantren yang memiliki sarana sekolah.
banyak orang beranggapan bahwa pesantren memang sarana yang baik untuk mendidik ilmu agama setiap insan, namun mereka menilai kehidupan pesantren itu kuno, jorok, makanannya tak bergizi, gaptek, dan prestasinya kurang bersaing secara global. anggapan itu justru keliru pesantren sesungguhnya menurut Soegarda Poerbakawatja yg dikutip oleh Haidar Putra Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yg belajar agama Islam sehingga dgn demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul utk belajar agama Islam.dari kesederhanaan hidup pesantren itulah yang menjadikan karakter seseorang menjadi lebih bersosialisasi prihatin , bekerja keras, dalam menuntut ilmu dan terhindar dari pengaruh modernisasi luar. 
        Seiring perkembangan zaman, budaya pesantren masa kini juga mengalami perkembangan lebih modern, banyak pesantren sekarang yang dilengkapi dengan fasilitas sekolah baik dari tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA bahkan ada juga yang sudah memiliki perguruan tinggi. teknik pembelajarannya pun mulai mengacu seperti sekolah umum. jadi jangan heran santri-santri sekarang tidak lagi dianggap lemah dalam era globalisasi.  namun mereka akan lebih memiliki wawasan luas, bisa menguasai ilmu umum sekaligus memperbaiki karakter menjadi lebih saleh dan shalehah. amin
                    Sekiranya dari cuplikan diatas dapat kita renungkan bahwa pentingnya pendidikan karakter akan mengantarkan setiap orang pada kesuksesan, beguna dalam hidup bermasyarakat serta memakmurkan kesejahteraan bangsa dan negara.